Pelapisan Sosial, Elite dan Massa
PELAPISAN SOSIAL
Penegrtian pelapisan
sosial
Kata stratification berasal dari
kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan. Menurut Pitirim A. Sorokin,
pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas
secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya
kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah dalam masyarakat.
Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota masyarakatyang berada di kelas tinggi. Seseorang yang berada di kelas tinggi mempunyai hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas rendah.
Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatuyang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta kekuasaan dan wewenang
Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota masyarakatyang berada di kelas tinggi. Seseorang yang berada di kelas tinggi mempunyai hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas rendah.
Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatuyang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta kekuasaan dan wewenang
Terjadinya pelapisan
sosial
> Terjadi dengan sendirinya.
Proses ini berjalan sesuai
dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yagn menduduki
lapisan tertentu dibentuk bukan berdaarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya
oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh
karena sifanya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk pelapisan dan dasar dari
pada pelaisan ini bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat
dimanapun sistem itu berlaku. Pada pelapisan yang terjadi dengan sendirinya,
maka kedudukan seseorang pada suatu strata tertentu adalah secara otomatis,
misalnya karena usia tua, karena pemilikan kepandaian yang lebih, atau kerabat
pembuka tanah, seseorang yang memiliki bakat seni, atau sakti.
> Terjadi dengan disengaja
Sistem palapisan ini disusun dengan sengaja ditujuan untuk mengejar tujuan bersama. Didalam pelapisan ini ditentukan secar jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaanini, maka didalam organisasi itu terdapat peraturan sehingga jelas bagi setiap orang yang ditempat mana letakknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam organisasi baik secar vertical maupun horizontal.sistem inidapat kita lihat misalnya didalam organisasi pemeritnahan, organisasi politik, di perusahaan besar. Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara ini mengandung dua sistem ialah :
Sistem palapisan ini disusun dengan sengaja ditujuan untuk mengejar tujuan bersama. Didalam pelapisan ini ditentukan secar jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaanini, maka didalam organisasi itu terdapat peraturan sehingga jelas bagi setiap orang yang ditempat mana letakknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam organisasi baik secar vertical maupun horizontal.sistem inidapat kita lihat misalnya didalam organisasi pemeritnahan, organisasi politik, di perusahaan besar. Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara ini mengandung dua sistem ialah :
- sistem fungsional : merupakan
pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja
sama dalam kedudukan yang sederajat, misalnya saja didalam organisasi
perkantoran ada kerja sama antara kepala seksi, dan lain-lain
- sistem scalar : merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas (vertikal)
- sistem scalar : merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas (vertikal)
Perbedaan sistem
pelapisan sosial
Menurut sifatnya, sistem
pelapisan dalam masyarakat dibedakan menjadi:
1) Sistem pelapisan masyarakat
yang tertutup
Dalam sistem ini, pemindahan anggota masyarakat kelapisan yang lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal istimewa. Di dalam sistem yang tertutup, untuk dapat masuk menjadi dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran. Di India, sistem ini digunakan, yang masyarakatnya mengenal sistem kasta. Sebagaimana yang kita ketahui masyarakat terbagi ke dalam :
>Kasta Brahma : merupakan kasta tertinggi untuk para golongan pendeta;
>Kasta Ksatria : merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara yang dipandang sebagai lapisan kedua;
>Kasta Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang;
>Kasta sudra : merupakan kasta dari golongan rakyat jelata;
Paria : golongan bagi mereka yang tidak mempunyai kasta. seperti : kaum gelandangan, peminta,dsb.
Dalam sistem ini, pemindahan anggota masyarakat kelapisan yang lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal istimewa. Di dalam sistem yang tertutup, untuk dapat masuk menjadi dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran. Di India, sistem ini digunakan, yang masyarakatnya mengenal sistem kasta. Sebagaimana yang kita ketahui masyarakat terbagi ke dalam :
>Kasta Brahma : merupakan kasta tertinggi untuk para golongan pendeta;
>Kasta Ksatria : merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara yang dipandang sebagai lapisan kedua;
>Kasta Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang;
>Kasta sudra : merupakan kasta dari golongan rakyat jelata;
Paria : golongan bagi mereka yang tidak mempunyai kasta. seperti : kaum gelandangan, peminta,dsb.
2) System pelapisan masyarakat
yang terbuka
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh:
- Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
- Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh:
- Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
- Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.
3) System pelapisan social
campuran
Stratifikasi sosial c a m p u r a n m e r u p a k a n kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali b e r k a s t a Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
Stratifikasi sosial c a m p u r a n m e r u p a k a n kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali b e r k a s t a Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
Beberapa teori
tentang pelapisan social
• Prof.Dr.Selo Sumardjan dan
Soelaiman Soemardi SH.MA menyatakan bahwa selama didalam masyarakat ada sesuatu
yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang
dihargainya makan barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya
sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
• Karl Marx, menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat menggunakan istilah kelas menurut dia, pada pokoknya ada 2 macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.
• Karl Marx, menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat menggunakan istilah kelas menurut dia, pada pokoknya ada 2 macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.
ELITE
DAN MASSA
Pengertian eliteSumber My TextSumber My Text
Dalam
pengertian yang umum elite itu menunjuk sekelompok orang yang dalam masyarakat
menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih yang khusus dapat diartikan
sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan
kecil yang memegang kekuasaan.
Dalam cara
pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan: “posisi di dalam masyarakat di
puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam
ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan
pekerjaan-pekerjaan dinas”.
Tipe
masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat
industri watak elitenya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat
primitif.Di dalam suatu lapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang
mempunyai posisi kunci ataumereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam
mengambil berbagai kebijaksanaan. mereka itu mungkin para pejabat tugas, ulama,
guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan dan lainnya lagi.Para pemuka
pendapat (opinion leader) inilah pada umumnya memegang strategi kunci dan
memiliki status tersendiri yang akhirnya merupakan elite masyarakatnya.
Fungsi elite dalam memegang strategi
Didalam
masyarakat yang heterogen tentu banyak nilai yang dijadikan anutan karena
setiap golongan atau suku bangsa tentu memiliki kebiasaan, kebudayaan maupun
ada-istiadat sendiri-sendiri. disini para elite harus dapat meyesuaikan dirinya
dalam menguasai masyarakat. dalam hal ni mereka harus memperhatikan beberapa
funngsi dalam pengambilan kebijakan untuk memimpin masyarakatnya agar terjadi
kerjasama yang baik dalam mencapai tujuan. apa yang harus diperhatikan yaitu
antara lain : tujuan yang hendak dicapai, penyesuaian diri, inergrasi,
memperhatikan serta memelihara norma yang berlaku dan memperhatikan
kepemimpinan.
Tujuan yang
hendak dicapai haruslah terikat dan merupakan tujuan bersama kepandaian dalam
menyesuaikan diri terutama diri terutama bagi elite baru yang dapat membantunya
secara efektif dalam mengarahkan masyarakat untuk mencapai tujuannya.
sehubungan dengan fungsi yang harus dijalankan oleh elite dalam memegang pimpinan
ia harus dapat mengatur strategi yang tepat. dalam hal ini kita dapat
membedakan elite pemegang strategi secara garis besar sebagai berikutnya :
a.
Elite politik (elite yang berkuasa
dalam mencapai tujuan yang paling berkuasa biasanya disebut Elite segala
elite).
b.
Elite ekonomi, militer, diplomatik
dan cendikiawan, (mereka yang bekuasa atau mempunyai pengaruh dalam bidang
itu).
c.
Elite agama, filsuf, pendidik dan
pemuka masyarakat.
d.
Elite yang dapat memberikan
kebutuhan psikologis, seperti : artis, penulis, tokoh film, olahragawan dan
tokoh hiburan dan sebagainya.
Pengertian massa
Massa secara umum berbeda dengan
pengertian massa dalam komunikasi. Secara umum massa diartikan sebagai orang
yang tidak saling mengenal, berjumlah banyak, anggotanya heterogen, berkumpul
di suatu tempat dan tidak individualistis. Massa memiliki kesadaran diri yang
rendah, tidak dapat bergerak dengan terorganisir, tidak bertindak untuk dirinya
sendiri melainkan terdapat “dalang” di belakangnya yang berfungsi memanipulasi
mereka. Ini berbeda pengertiannya bila dikaitkan dengan ilmu komunikasi. Massa
dalam komunikasi lebih merujuk pada penerima pesan media massa atau disebut
audience.
Perilaku massa
Massa dapat diartikan sebagai bentuk kolektivisme
(kebersamaan). Massa adalah kumpulan orang banyak dalam tempat, waktu yang sama
dan biasanya mempunyai tujuan yang sama. Oleh karena itu psikologi massa akan
berhubungan perilaku yang dilakukan secara bersama-sama oleh sekelompok massa.
Fenomena kebersamaan ini diistilahkan pula sebagai Perilaku Kolektif (Collective
Behavior).
Dalam perilaku kolektif, seseorang atau sekelompok orang ingin melakukan perubahan sosial dalam kelompoknya, institusinya, masyarakatnya. Tindakan kelompok ini ada yang diorganisir, dan ada juga tindakan yang tidak diorganisir. Tindakan yang terorganisir inilah yang kemudian banyak dikenal orang sebagai gerakan social (Social Movement).
Perilaku kolektif yang berupa gerakan sosial, seringkali muncul ketika dalam interaksi sosial itu terjadi situasi yang tidak terstruktur, ambigious (ketaksaan/ membingungkan), dan tidak stabil.
Kondisi – kondisi pembentuk perilaku massa
Neil Smelser mengidentifikasi beberapa kondisi yang memungkinkan munculnya perilaku kolektif , diantaranya:
1. Structural conduciveness: beberapa struktur sosial yang memungkinkan munculnya perilaku kolektif, seperti: pasar, tempat umum, tempat peribadatan, mall, dst
2. Structural Strain: yaitu munculnya ketegangan dlam masyarakat yang muncul secara tersturktur. Misalnya: antar pendukng kontestan pilkada.
3. Generalized beliefs : berbagi interpretasi acara
4. Precipitating factors: ada kejadian pemicu (triggering incidence). Misal ada pencurian, ada kecelakaan, ada
5. Mobilization for actions: adanya mobilisasi massa. Misalmya : aksi buruh, rapat umum suatu ormas, dst
6. Failure of Social Control – akibat agen yang ditugaskan melakukan kontrol sosial tidak berjalan dengan baik.
Dalam perilaku kolektif, seseorang atau sekelompok orang ingin melakukan perubahan sosial dalam kelompoknya, institusinya, masyarakatnya. Tindakan kelompok ini ada yang diorganisir, dan ada juga tindakan yang tidak diorganisir. Tindakan yang terorganisir inilah yang kemudian banyak dikenal orang sebagai gerakan social (Social Movement).
Perilaku kolektif yang berupa gerakan sosial, seringkali muncul ketika dalam interaksi sosial itu terjadi situasi yang tidak terstruktur, ambigious (ketaksaan/ membingungkan), dan tidak stabil.
Kondisi – kondisi pembentuk perilaku massa
Neil Smelser mengidentifikasi beberapa kondisi yang memungkinkan munculnya perilaku kolektif , diantaranya:
1. Structural conduciveness: beberapa struktur sosial yang memungkinkan munculnya perilaku kolektif, seperti: pasar, tempat umum, tempat peribadatan, mall, dst
2. Structural Strain: yaitu munculnya ketegangan dlam masyarakat yang muncul secara tersturktur. Misalnya: antar pendukng kontestan pilkada.
3. Generalized beliefs : berbagi interpretasi acara
4. Precipitating factors: ada kejadian pemicu (triggering incidence). Misal ada pencurian, ada kecelakaan, ada
5. Mobilization for actions: adanya mobilisasi massa. Misalmya : aksi buruh, rapat umum suatu ormas, dst
6. Failure of Social Control – akibat agen yang ditugaskan melakukan kontrol sosial tidak berjalan dengan baik.
Peranan
kaum elite terhadap massa
Dari tema diatas kita sudah bisa mengerti dan memahami
peranan kaum elite terhadap massa. Di masyarakat sifat atau tingkah laku
seperti ini amat sangat sering kita temui,misalnya; tingkatan-tingkatan dalam
lingkungan contohnya tingkatan dalam kekayaan,kekuasaan,kehormatan dan ilmu pengetahuan.
Dalam hal ini kita sebagai masyarakat selalu memandang rendah seseorang dari
berbagai sisi dari orang itu, entah dari kepemimpinannya, atau kekayaan yang
dimilikinya.
Masalah yang dapat ditimbulkan karena adanya kaum elite adanya golongan orang-orang yang merasa paling kaya (elite), ataupun sekelompok orang yang selalu ditindas, biasanya orang ini di sebut orang miskin atau orang yang berkehidupan kurang. Pengertian dari elite itu sendiri adalah sekelompok orang yang terekemuka di bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan. Golongan ini mungkin amat sangat berpengaruh dalam kehidupan dunia,karena dalam pemikiran orang-orang awam. Golongan ini adalah kunci keberhasilannya dalam membuat suatu industry atau pekerjaan. Karena golongan ini banyak sekali kehidupan orang-orang yang kurang mampu, di sekeliling mereka.
Golongan ini di bedakan menjadi ; elite politik, elite ekonomi,militer,diplomatic dan cendikiawan, elite agama,filsuf,pendidkan, dan pemuka agama. Walaupun seringkali golongan ini disebut golongan penguasa tetapi karena golongan ini kehidupan masyarakat suatu negara juga terperhatikan. Misalnya, karena adanya golongan elite ini masyarakat merasa terbutuhi kehidupannya, dan da beberapa peranan-peranan elite terhadap massa misalnya seperti ; pencerminan kehendak masyarakatnya,memajukan kehidupan masyarakat, peranan moral dan solidaritas kemanusiaan, memenuhi kebutuhan pemuasan hedonic. Oleh karena itu tidak semua golongan elite yang berperan di masayarakat akan selalu merugikan, melainkan juga ada keuntungan yang bisa diambil.
Masalah yang dapat ditimbulkan karena adanya kaum elite adanya golongan orang-orang yang merasa paling kaya (elite), ataupun sekelompok orang yang selalu ditindas, biasanya orang ini di sebut orang miskin atau orang yang berkehidupan kurang. Pengertian dari elite itu sendiri adalah sekelompok orang yang terekemuka di bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan. Golongan ini mungkin amat sangat berpengaruh dalam kehidupan dunia,karena dalam pemikiran orang-orang awam. Golongan ini adalah kunci keberhasilannya dalam membuat suatu industry atau pekerjaan. Karena golongan ini banyak sekali kehidupan orang-orang yang kurang mampu, di sekeliling mereka.
Golongan ini di bedakan menjadi ; elite politik, elite ekonomi,militer,diplomatic dan cendikiawan, elite agama,filsuf,pendidkan, dan pemuka agama. Walaupun seringkali golongan ini disebut golongan penguasa tetapi karena golongan ini kehidupan masyarakat suatu negara juga terperhatikan. Misalnya, karena adanya golongan elite ini masyarakat merasa terbutuhi kehidupannya, dan da beberapa peranan-peranan elite terhadap massa misalnya seperti ; pencerminan kehendak masyarakatnya,memajukan kehidupan masyarakat, peranan moral dan solidaritas kemanusiaan, memenuhi kebutuhan pemuasan hedonic. Oleh karena itu tidak semua golongan elite yang berperan di masayarakat akan selalu merugikan, melainkan juga ada keuntungan yang bisa diambil.
Artikel tentang Pelapisan Sosial
Masyarakat
merupakan sekumpulan individu yang membentuk sistem sosial tertentu dan secara bersama-sama
memiliki tujuan bersama yang hendak dicapai, dan hidup dalam satu wilayah
tertentu (dengan batas daerah tertentu) serta memiliki pemerintahan untuk
mengatur tujuan-tujuan kelompoknya atau individu dalam organisasinya. Dalam
masyarakat itu kemudian semakin lama terbentuk suatu struktur yang jelas yaitu
terbentuknya kebiasaan-kebiasaan, cara (usage), nilai/norma dan adat istiadat.
Struktur sosial yang terbentuk ini kemudian lama kelamaan menyebabkan adanya
spesialisasi dalam masyarakat yang mengarah terciptanya status sosial yang
berbeda antar individu.
Perbedaan
status sosial di masyarakat tentunya akan diikuti pula oleh perbedaan peran
yang dimiliki sesuai dengan status sosial yang melekat pada diri seseorang.
Pembedaan-pembedaan inilah yang menimbulkan setiap individu dalam suatu masyarakat menimbulkan adanya pelapisan sosial atau yang lebih dikenal dengan stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial pada kenyataannya adalah seperangkat kerangka konseptual bagaimana memahami dan mendefinisikannya sebagai satu aspek dari organisasi sosial. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kelley, “since every individual occupies numerous social position and plays many roles, it is possible to classify persons into status-role categories, which are ranked in terms of the relative position of their roles taken as a whole”. Esensi dari stratifikasi sosial adalah setiap individu memiliki beberapa posisi sosial dan masing-masing orang memerankan beberapa peran, sehingga hal ini memungkinkan untuk mengklasifikasikan individu-individu tersebut ke dalam kategori status-peran, dimana perangkingan didasarkan atas posisi relatif dari peran-peran yang mereka mainkan secara keseluruhan. Stratifikasi sosial didefinisikan secara eksplisit atau implisit sebagai sistem fungsional yang diakui dalam diferensiasi dan posisi rangking dalam kelompok, asosiasi, komunitas dan masyarakat. Dari definisi tersebut dapat dilihat terdapat tiga (3) elemen stratifikasi yaitu: (i) sistem perangkingan posisi sosial individu, (ii) struktur sosial yang dapat diaplikasikan pada segmen yang luas, dan (iii) berlangsung dalam periode waktu yang lama.
Pembedaan-pembedaan inilah yang menimbulkan setiap individu dalam suatu masyarakat menimbulkan adanya pelapisan sosial atau yang lebih dikenal dengan stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial pada kenyataannya adalah seperangkat kerangka konseptual bagaimana memahami dan mendefinisikannya sebagai satu aspek dari organisasi sosial. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kelley, “since every individual occupies numerous social position and plays many roles, it is possible to classify persons into status-role categories, which are ranked in terms of the relative position of their roles taken as a whole”. Esensi dari stratifikasi sosial adalah setiap individu memiliki beberapa posisi sosial dan masing-masing orang memerankan beberapa peran, sehingga hal ini memungkinkan untuk mengklasifikasikan individu-individu tersebut ke dalam kategori status-peran, dimana perangkingan didasarkan atas posisi relatif dari peran-peran yang mereka mainkan secara keseluruhan. Stratifikasi sosial didefinisikan secara eksplisit atau implisit sebagai sistem fungsional yang diakui dalam diferensiasi dan posisi rangking dalam kelompok, asosiasi, komunitas dan masyarakat. Dari definisi tersebut dapat dilihat terdapat tiga (3) elemen stratifikasi yaitu: (i) sistem perangkingan posisi sosial individu, (ii) struktur sosial yang dapat diaplikasikan pada segmen yang luas, dan (iii) berlangsung dalam periode waktu yang lama.
Berdasarkan
definisi dari stratifikasi sosial di atas, dapat dilihat dengan jelas bentuk
dari diferensiasi sosial, tetapi terdapat sebuah perbedaan dari diferensiasi
sosial. Bentuk-bentuk lain dari diferensiasi sosial adalah peran
kekerabatan/keluarga (kinship roles), peran berdasarkan jenis kelamin (sex
roles), atau peran berdasarkan usia (age roles), dimana penentuannya didasarkan
atas kualitas masing-masing individu. Oleh karena itu, stratifikasi sosial
merupakan konsep yang universal. Stratifikasi sosial bersifat sangat luas
karena stratifikasi sosial itu menunjukkan atau memiliki fungsi sosial,
diantaranya: (i) untuk memberikan kemudahan dalam pembagian kerja yang jelas,
untuk memudahkan masing-masing individu menjalankan tugas-tugasnya (sebagai
fungsi sosial dibutuhkan untuk mengetahui kedudukan seseorang dalam struktur
yang tinggi); (ii) untuk memudahkan dalam pemberian penghargaan (reward) baik
dalam bentuk uang, prestise maupun kekuasaan; (iii) sebagai fungsi sosial untuk
memperoleh kedudukannya tidak berdasarkan atas dasar reward.
Stratifikasi
sosial menunjukkan adanya suatu ketidakseimbangan yang sistematis dari
kesejahteraan, kekuasaan dan prestise (gengsi) yang merupakan akibat dari
adanya posisi sosial (rangking sosial) seseorang di masyarakat. Sedangkan
ketidakseimbangan dapat didefinisikan sebagai perbedaan derajat dalam
kesejahteraan, kekuasaan dan hal-hal lain yang terdapat dalam masyarakat. Dalam
stratifikasi sosial, ketidakseimbangan dikatakan sistematis untuk
menggarisbawahi bahwa ketidakseimbangan dibangun di dalam struktur sosial dan
bukan merupakan akibat perbedaan individu atau kesempatan yang didapatkan oleh
masing-masing individu. Pada kenyataannya, salah satu pengertian dari
sosiologi, bahwa stratifikasi menjadi bagian besar dari masyawakat dan bukan
sekedar keberuntungan atau usaha personal. Semua masyarakat di dunia modern
dipandang sebagai masyarakat yang berlapis berdasarkan kesejahteraan, kekuasaan
dan prestise, dan juga berdasarkan atas hal lain seperti gender, ras dan etnis.
Setiap masyarakat dimana pun adanya
berada dalam suatu lingkup geografi dan budaya tertentu pada dasarnya memiliki
struktur sosial yang berbeda satu sama lainnya. Dalam masyarakat pasti memiliki
stratifikasi atau pelapisan sosial, tidak peduli masyarakat tersebut
dikelompokkan ke dalam masyarakat tradisonal ataupun modern. Hanya saja untuk
melihat fenomena ini memerlukan kejeliaan. Pada dasarnya pelapisan sosial sebagai
suatu ciri dari masyarakat (kehidupan manusia) baik masyarakat tradisional atau
modern. Keadaan ini membutuhkan adanya identitas setiap lapisan masyarakat yang
dapat dijadikan simbol bagi status sosial seseorang yang dapat memberikan
sejumlah hak dan kewajiban dalam kehidupan.
Bentuk
Stratifikasi: Kasta, Estate dan Kelas Sosial
Anggapan
masyarakat modern secara refleks, bahwa tahap-tahap dalam pembangunan,
pekerjaan dalam organisasi dan pekerjaan berhubungan dengan struktur sosial
masyarakat setempat yang mana memberikan kerangka substansial yang terdiri dari
individu-individu, kelompok dan institusi dimana mereka hidup. Permasalahan
utama dalam masyarakat yang sering kali dilihat dan banyak mendapat perhatian
adalah kelas sosial (social class), ketidakseimbangan (Inequality) dan
perubahan sosial (social change). Konsep kelas muncul untuk mengidentifikasi
individu-individu atau kelompok-kelompok dalam masyarakat yang membedakannya
dalam mendapatkan fasilitas kesehatan, ekonomi, kesejahteraan. Menurut Sanderson,
sistem stratifikasi sosial berkenaan dengan adanya dua atau lebih kelompok
dalam suatu masyarakat tertentu, yang anggota-anggotanya memiliki kekuasaan,
hak-hak istimewa, dan pretise yang tidak sama pula. Sistem stratifikasi sosial
ada tiga yakni caste, estate dan class system.
Kesimpulan
Pelapisan sosial yang ada dalam masyarakat di samping
memberikan status sosial seseorang, juga memiliki peran yang tidak dapat dipisahkan dari status sosial yang
melekat pada status yang baru tersebut. kasta merupakan sebuah warisan
feodalistik. Dengan keadaan dan dibawah bayang-bayang dari foedalistik
peninggalan Hindu, maka menjadi suatu hal yang sulit untuk melakukan mobilitas
antar kasta. Harus ada keadilan dalam pelapisan sosial di masyarakat agar
tidak ada kecemburuan sosial.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus