Indonesia Kehilangan Anak Emas
Gayatri Wailissa, mantan duta ASEAN (perhimpunan negara-negara Asia Tenggara) asal Ambon yang menguasai 14 bahasa asing meninggal dunia pada Kamis 23 Oktober 2014 malam. Meski telah dinyatakan meninggal pada pukul 19.00 WIB oleh tim dokter RS Adi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, jantung perempuan berusia 19 tahun itu dikabarkan sempat berdetak pada beberapa menit kemudian.
"Saya
masih belum yakin dia benar-benar meninggal, jantungnya masih terus berdetak,
dokter juga belum mau melepas alat pemacu jantung, kami masih terus
berharap," kata Angga Mitra Kahar (24), sepupu Gayatri di Ambon, Jumat
(24/10/2014).
Angga yang sejak Kamis malam menemani Gayatri di
rumah sakit itu, mengatakan pihak keluarga hingga saat ini masih bingung
mengapa Gayatri sampai koma. Informasi tim dokter yang menanganinya, Gayatri
dibawa ke rumah sakit tersebut dalam kondisi pingsan sehabis melakukan jogging
Taman Suropati, Jakarta pada Kamis sore pukul 17.00 WIB.
Setelah dipindai, dokter menemukan telah terjadi
pecah pembuluh darah di otak akibat kelelahan berolahraga. Meski telah
dioperasi, gadis kelahiran 31 Agustus 1995 masih dalam kondisi koma dan secara
resmi dinyatakan meninggal dunia oleh tim dokter pada pukul 19.00 WIB.
"Kami sampai sekarang masih bingung dengan
kondisinya, dia tidak punya riwayat penyakit berbahaya. Om Dedi (ayah Gayatri
Wailissa) bilang dokter juga bingung dengan kondisinya Tri (Gayatri Wailissa).
Saat ini dia masih terbaring koma, kepalanya juga sudah digunduli untuk keperluan
operasi," jelas Angga.
Gayatri dijadwalkan dimakamkan di TPU Taman Bahagia,
kawasan Kapahaha, kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Sabtu 25 Oktober. Jenazahnya
akan diberangkatkan dengan pesawat Garuda Indonesia dari Bandara Internasional
Soekarno Hatta Jakarta pada Sabtu dini hari.
Hingga kini belum diketahui pasti penyebab kematian
Gayatri Wailissa, gadis ajaib yang fasih 14 bahasa asing. Ayahanda almarhum Gayatri Wailissa, Deddy Darwis Wailissa mengatakan, pihak keluarga telah
mengikhlaskan kepergian putrinya, meski diketahui sempat ada pendarahan di
bagian otak sebelum wafat. Keluarga juga menolak otopsi terhadap jenazah
Gayatri.
"Saya tak lagi ambil pusing akan hal itu. Tidak
ada otopsi atau visum," kata Deddy. Gayatri dikenal sebagai poliglot,
seseorang yang menguasai banyak bahasa. Dia bisa berbicara 11 bahasa asing
secara fasih, dan baru saja menambah kecakapan berbahasanya dengan tiga bahasa
asing lainnya, yakni Tagalog, Thai, dan Vietnam.
Demi
mengejar cita-citanya menjadi seorang diplomat, Gayatri anak sulung dari
seorang pembuat kaligrafi, Dedi Darwis Wailissa dan Nurul Idawati, itu giat
mempelajari berbagai bahasa asing secara otodidak sejak berusia 14 tahun. (Ant)
Komentar
Posting Komentar