RAID
Pengertian Dan Jenis RAID (Redudant Array of Inexpensive/Independent Disk)
Pernahkah anda mendengar istilah menggabungkan beberapa disk seolah-olah
menjadi satu disk pada komputer dengan beberapa disk yang berfungsi
sebagai penyimpanan data sedangkan yang lain sebagai koreksi error?
Itulah yang dinamakan RAID (Redundant Array of Inexpensive/Independent
Disk). Pada kesempatan ini, akan dijelaskan pengertian dan jenis-jenis RAID.
RAID adalah suatu sistem yang terbentuk dari beberapa hardisk/drive yang
digunakan untuk mengimplementasikan fitur toleransi kesalahan pada media
penyimpanan komputer denagan menggunakan cara redudansi (penumpukan) data dan
meningkatkan keandalan kinerja I/O dari harddisk. Ada beberapa jenis dari RAID
yaitu RAID 0 s/d RAID 6
1.) RAID 0 (mode
striping)
Pada RAID 0 ini membutuhkan minimal 2 harddisk yang
digunakan. Sebenarnya RAID 0 ini belum bisa dikatakan sebagai RAID karena tidak
ada harddisk yang berfungsi sebagai koreksi errornya. Prinsip dari RAID 0
adalah menggabungkan kapasitas harddisk satu dengan yang lainnya sehingga
secara logika hanya terlihat satu harddisk yang terbaca pada komputer dengan
kapasitas besar. Data yang ditulis pada harddisk-harddisk tersebut terbagiatas
fragmen-fragmen. Dimana fragmen-fragmen tersebut disebar diseluruh harddisk.
Ada keuntungan dan kekurangan dari pembentukan RAID 0 ini. Keuntungannya
adalah memungkinkan kita untuk menghemat biaya dan juga dapat membuat harddisk
dalam kapasitas yang besar yang tentunya belum ada dipasaran. Sebagai contoh :
Kita memerlukan harddisk dalam kapasitas besar yakni
5TB. Sedangkan dipasaran sekarang harddisk dalam kapasitas tersebut belum
tersedia. Jika adapun akan dibandrol dengan harga yang sangat mahal. Kita dapat
mengakalinya untuk membuat harddisk 5 TB tersebut yakni dengan menggunakan
prinsip dari RAID 0 ini. Kita memerlukan 10 buah harddisk dengan kapasitas
500GB (harga 1 harddisk sekitar 450 ribu) atau memerlukan 5 buah harddisk
dengan kapasitas 1TB (harga 1 buah harddisk sekitar 1juta). Maka untuk membuat
haddisk dengan kapasitas 5 TB kita membutuhkan biaya sekitar 4,5 - 5 juta. Jika
dibandingkan dipasaran (jika ada) sekarangpun harddisk dengan kapasitas 5 TB
akan dibandroll dengan harga diatas 5 juta. Nah inilah kenapa disebut sebagai
Redundant Array of Inexpensive Disk.
Keuntungan lainnnya adalah data dapat dibaca secara
cepat dengan RAID 0 karena saat komputer membaca sebuah fragmen di satu
harddisk, komputer juga dapat membaca fragmen lain di harddisk lainnya.
Kekurangannya
adalah karena tidak ada harddisk yang berfungsi sebagai koreksi errornya untuk
mengembalikan data kebentuk semula maka jika salah satu harddisk mengalami
kerusakan fisik maka data tidak akan dapat dibaca sama sekali.
2.) RAID 1 (mode
mirroring)
Membutuhkan ninimal 2 harddisk. Prinsipnya adalah
menyalin isi dari sebuah harddisk ke harddisk lainnya dengan tujuan jika salah
satu harddisk rusak secara fisik maka data tetap dapat diakses dari harddisk
lainnya. Mirroring maksudnya setiap harddisk penyimpan data memiliki satu
harddisk sebagai pem-backup data untuk mengembalikan data yang rusak ke data
semula. Kelebihannya adalah keandalan dalam mengembalikan data lebih
baik. Sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan biaya lebih mahal karena
membutuhkan biaya 2x lipat. Contoh :
Sebuah
server mempunyai 2 unit harddisk dengan kapasitas masing-masing 80GB dan
dikonfigurasi dengan RAID 1. Setelah beberapa tahun, salah satu harddisknya
mengalami kerusakan fisik. Namun data pada harddisk lainnya masih dapat dibaca,
sehingga data masih dapat diselamatkan selama bukan semua harddisk yang
mengalami kerusakan fisik secara bersamaan.
3.)
RAID 2
Membutuhkan
minimal harddisk sebanyak 5buah (n + 3 dimana n > 1 dengan n = jumlah
hardisk data). Prinsipnya adalah sama dengan menggunakan prinsip stiping. Hanya
saja yang membedakan adalah ditambahkannya 3 harddisk sebagai fungsi parity
hamming yang fungsinya sebagai penyimpan hamming code dari hasil perhitungan tiap
bit-bit yang ada di harddisk untuk koreksi errornya, sehingga data lebih
reliable (handal). Jadi kelebihannya adalah data lebih handal dengan 3 harddisk
sebagai koreksi errornya. Kekurangannya adalah waktu yang dibutuhkan untuk
mengakses data menjadi lama dan RAID 2 tidak digunakan karena kita tidak
memerlukan koreksi error yang terlalu banyak yang malah dapat meyebabkan waktu
akses lebih lama.
4.) RAID 3
Membutuhkan minimal harddisk sebanyak 3 buah (n + 1
dimana n > 1 dengan n = jumlah hardisk data). Juga menggunakan sistem
striping dengan harddisk tambahan sebagai reliability, namun disini hanya
ditambahkan sebuah harddisk sebagai parity hamming. Harddisk terakhir
inilah yang digunakan untuk menyimpan parity hamming dari hasil perhitungan
tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya.
Contoh
: Kita mempunyai 4 harddisk (harddisk A, B, C, dan D) dengan ukuran sama 500GB.
Jika kita mengkonfigurasikannya dengan RAID 3, maka kapasitas yang didapatkan
adalah 3 x 500GB = 1,5 TB. Sedangkan haddisk D digunakan untuk menyimpan
informasi parity (bukan data) dari ketiga harddisk lainnya. Ketika terjadi
kerusakan fisik dari salah satu harddisk utama (A,B,C) maka data tetap fapat
dibaca dengan memperhitungkan parity yang ada di harddisk D. Jika hardisk D
yang mengalami kerusakan, maka data tetap dapat dibaca dari ketiga harddisk
lainnya.
5.) RAID 4
Hampir
sama dengan RAID 4 yang juga membutuhkan minimal harddisk sebanyak 3 buah
(n + 1 dimana n > 1 dengan n = jumlah hardisk data). Juga menggunakan sistem
striping dengan harddisk tambahan sebagai reliability, dan hanya ditambahkan
sebuah harddisk sebagai parity hamming. Yang membedakan adalah pada RAID 4
harddisk terakhir yang digunakan untuk parity hamming bukan berasal dari
perhitungan bit-bit data melainkan dalam ukuran yang lebih besar yakni dalam
ukuran blok-blok data. RAID 4 jarang digunakan karena sering terjadi bottleneck
yaitu penyempitan jalur data saat mengakses data sehingga dapat menyebabkan
komputer hang (bekerja tidak maksimal).
6.) RAID 5
Pada
dasarnya RAID 5 sama dengan RAID 4, yang membedakan adalah parity
terdistribusi. Tidak menggunakan harddisk khusus untuk menyimpan paritynya,
melainkan parity disebar ke seluruh harddisk. Harddisk minimal yang dibutuhkan
juga sama 3 buah (n +1 dimana n > 1 dengan n = jumlah hardisk). Parity
disebar disetiap harddisk dilakukan untuk mempercepat akses dan menghindari
bottleneck yang terjadi karena akses harddisk yang tidak terfokus pada kumpulan
harddisk yang berisi data saja.
7.) RAID 6
Umumnya
RAID 6 adalah peningkatan dari RAID 5. Penambahan parity menjadi 2 (p+q).
Jumlah haddisk minimalnya menjadi 4 buah ( (n +2 dimana n > 1 dengan n
= jumlah hardisk). Penambahan harddisk ditujukan untuk menanggulangi jika suatu
saat ada dua buah harddisk rusak secara bersamaan sehingga masih dapat
ditoleransi. Misalnya jika sebuah harddisk mengalami kerusakan, saat proses
pertukaran harddisk tersebut terjadi kerusakan lagi di salah satu harddisk yang
lain, maka masih dapat ditoleransi dan tidak mengakibatkan kerusakan data di
harddisk yang bersistem RAID 6.
Komentar
Posting Komentar